For the first time di 2016 nulis blog lagi. Sebenernya udah lama banget pingin nulis blog lagi, curhat kejadian sehari-hari di blog, tapi kenyataannya menulis blog bukan hanya sekedar mengetik, tapi juga mengumpulkan potongan-potongan memori yang udah lewat dan berusaha disusun kembali biar jadi cerita. Kayak sekarang yang lagi gue lakuin ini. Back to Agustus 2015, di mana sahabat gue yang kampret itu downloadin aplikasi Tinder di hp gue. Terus gue sempet, "Ngapain sih lu download aplikasi ginian??", walau akhirnya menikmati mengobrol dengan strangers lewat App itu. Emang ya namanya juga manusia, rasanya kadang sulit untuk tidak menjilat ludah sendiri. Sebab gue masih inget banget gimana ngototnya gue ketika gue bilang, "Ini aplikasi cuma buat lucu-lucuan doang, yakali gue beneran pacaran serius sama orang dari dating app gini" ke diri gue sendiri dan ke sahabat gue itu. Sampai akhirnya satu lelaki ini muncul dan membuat gue akhirnya harus menjilat ludah gu...
Teruntuk; Nama yang masih terngiang sejak bertahun yang lalu. Ini bukan kali pertamaku menuliskan surat yang tertuju untukmu. Tapi bukan juga terakhir kalinya aku dengan sengaja menggurat luka yang lalu hanya untuk mengenangmu. Jadi izinkanlah aku untuk sejenak saja berdoa agar tak ada lagi detak jantung yang tiba-tiba berpacu menjadi lebih cepat setiap namamu terdengar di telingaku. Sebab masih akan ada 29 kali lagi untuk aku menguak kembali semua tentangmu, tentangku, dan tentang kita. Ada kalanya setiap ingin menuliskan tentangmu semua terasa mudah. Namun ada kalanya juga kesulitan datang menghampiri karna segala memori tentangmu sudah hampir aku tuangkan di setiap detailnya. Tapi bukan kamu jika tidak bisa membuat jemariku dengan lihainya menari indah di atas kertas dengan pena hitam yang siap kehabisan tintanya. Yang siap kehabisan titik koma lalu mulai lagi dari paragraf pertama. Bung, sudah bertahun-tahun lalu kamu mengendap di pikiranku. Apa kamu tidak lelah? Tida...