Skip to main content

Kesempurnaan Hanya Milik Allah, Kesalahan Jurusan Hanya Milik Anda.

....akhirnya bisa ngepost blog lagi :") mengingat akhir-akhir ini...ralat, beberapa bulan terakhir ini, lebih sering gambar-gambar nggak jelas daripada nulisnya, jadi let me say..

HELLO!!!!!

Apa kabar dunia? Apa kabar blogger? Apa kabar Tumblr? Apa kabar puisi-puisi yang ditelantarkan tuannya? Apa kabar semua????? AAAAAAA!!!!

Rasanya bisa membuat jemari -taktektok-taktektok- tuh emang nggak bisa diungkapin saat ini. Dari seneng bisa coba nulis lagi sampe ngerasa bersalah karna udah lama banget nggak nulis. Bahkan Tumblr yang biasanya ada aja postingannya, ya minimal ngereblog lah, mati suri. Ini aja ngeblog juga sebenernya nggak tau mau nulis dan ngebahas apa......karna terlalu banyak yang terlewati, terlalu banyak juga yang singgah lalu tiba-tiba pergi.

*oke, please abaikan kata-kata terakhir paragraf di atas. Mancing banget buat curhat.*

So, kayak yang tadi gue bilang, "..beberapa bulan terakhir lebih sering gambar-gambar nggak jelas daripada nulisnya." Iya, akhir tahun 2014 kemarin gue lagi suka-sukanya banget ngegambar. Gambar apa? Apa aja. Bagus? Gue cuma lulusan Sarjana Ekonomi (itu juga telat wisudanya) and what did you expect about my drawing? Hahaha, tapi ya dari beberapa gambar yang gue bikin dan kadang belajar dari Google terus dipost di instagram gue, ada beberapa yang comment "Ski salah jurusan ya?" terus gue cuma bisa ketawa miris bacanya.

Throw back to 2009, di Admisi Universitas Bina Nusantara...

Gue dan sahabat gue abis beli formulir pendaftaran di Binus. Gue cuma berdua doang, pake seragam SMA, dan kita berdua ke sana atas dasar iseng. Iya, iseng. Karna dua murid baru lulus SMA ini nggak minat masuk PTN dan nggak tau mau masuk Universitas mana :))) Abis beli formulir, kita berdua duduk di admisi buat ngisi formulir. 

R: "Ngambil jurusan apaan lo?"
B: "Akuntansi."
R: "Oh.."
B: "Lo apaan?"
R: "Hmm, apaan ya yang enak." *sambil ngebaca formulir* *berasa milih menu makanan*
R: "DKV deh, kayaknya keren." (iya, gue saat itu mau milih DKV karna keren, bukan karna suka HAHA)

....nggak lama kemudian ada cewek tau-tau duduk di sebelah gue.

Doi: "Halo, numpang duduk ya."
R: "Oh, iya silahkan." *sambil ngelirik formulir doi* *kepo*
R: "Baru mau masuk juga ya? Ambil jurusan apa?"
Doi: "Iya nih, hehe. Ambil DKV."
R: "Wah suka gambar ya?"
Doi: "Iya, cuma bingung juga nih mau ambil DKV di Binus apa nggak."
R: "Loh kenapa emang?"
Doi: "Mahal banget abisnya, belom lagi biaya nanti pas udah kuliah. Pasti banyak kebutuhan."
R: *diem, mikir*
Doi: "Kemaren aja lagi liat-liat di Gramedia, penggaris doang aja bisa 200rb sendiri, belom kuasnya, tinta, dll."
R: "Hoo..." *masih mikir*

...nggak lama si doi pamit pergi karna udah slsai ngisi formulir. Dan nggak lama dia pergi gue memutuskan untuk nggak jadi ambil DKV. Bukan, bukan karna mahalnya. Gue yakin orang tua gue nggak keberatan kalo gue ambil jurusan apapun semahal apapun asal gue niat buat ngejalaninnya. Setiap orang tua pasti begitu, selalu ngedukung anaknya kalau itu baik. Gue cuma merasa, (saat itu) alasan "DKV kayaknya keren" aja nggak worth it untuk dijalanin dengan biaya kuliah yang printilannya banyak. Belom lagi, kalo ternyata passion gue bukan di situ, gimana?

Ya, alesan itu bikin gue beralih ngambil Akuntansi. I-don't-know-what-I'm-thinking-about-saat-itu yang jelas gue merasa seperti nggak ada jurusan lain selain Akuntansi di Universitas itu. How stupid I am :)))))) Padahal mah suka juga nggak, minat juga nggak. Cuma atas dasar gue anak IPS dan dulu nyokap gue kuliah jurusan Akuntansi. Duh Rizkya, betapa nggak punya pendiriannya kamu saat itu. :)))))

Lalu terjadilah masa-masa sulit di mana gue harus berjuang untuk lulus. Semester awal kuliah D gue ada 4 HAHAHA berkurang satu demi satu seiring berjalannya semester. Dan gue (sebisa) mungkin untuk nggak mempermasalahkan mata kuliah yang penuh dengan angka itu~ Alhamdulillahnya lagi gue punya nyokap yang nggak pernah menuntut gue untuk menjadi yang paling baik diantara temen-temen gue. Beliau cuma mengingatkan ke gue, "Diri kamu pantas untuk menjadi lebih baik dari diri kamu yang sebelumnya.". Kata-kata itu selalu bikin gue semangat ketika gue pada akhirnya hampir menyerah. Gue selalu mengingatkan diri gue bahwa gue sedang berjuang melawan diri gue sendiri. Berjuang untuk menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Cuma masalahnya di sini adalah, mau atau tidak? Masalah bisa nggak bisanya mah belakangan. Karna gue yakin semua yang diawali dengan niat pasti bisa untuk dijalanin. Capek? Pernah. Tapi setidaknya rasa capek menunjukan bahwa ada sesuatu yang lagi kita perjuangin. (--)9

So, here I am, mahasiswa lulusan Akuntansi yang lagi nunggu jadwal wisuda keluar. Akhirnya :') Gapapa telat, daripada nggak sama sekali. Gapapa lama, setidaknya tidak pernah lelah mencoba. Gapapa wisuda sendiri, setidaknya orang tua sudah siap menanti~ Alhamdulillah..

Jadi ya, buat yang bilang gue salah jurusan, nope. I am not. Karna tujuan gue kuliah sebenernya satu, dapet gelar S1 (HAHAHAHA!) mau apapun jurusannya selama lo nggak pernah niat dan males-malesan buat ngejalaninnya, lo akan selalu kemakan omongan sama yang namanya "salah jurusan" padahal mah emang lo nya aja yang gampang nyerah~

Sekali lagi, ini bukan masalah bisa atau tidak. It's all about mau atau tidaknya kamu to finish what you started.



Cheers,
Calon Wisudawati.

Comments

Popular posts from this blog

Ikhlas

Ini cerita tentang salah satu seorang perempuan. Perempuan hebat yang berani mengungkapkan perasaannya lewat notes yang dia buat. Perempuan hebat yang sakit hati namun masih bisa mencoba tersenyum dibalik kesakitannya. Melalui notes ia ungkapkan semua .. and this is her note : "pernah ga lo ngerasa sayang sama orang tapi disaat yg sama lo harus ngilangin semua perasaan itu karena sayang lo itu cuma bertepuk sebelah tangan ? pernah ga lo bersusah payah buat berusaha membuat seseorang nyaman sama lo dan ketika hal itu nyaris berhasil trus tiba tiba itu hancur gitu aja karena ada yang udah lebih dulu bikin dia nyaman bahkan sebelum dia deket sama kita ? gimana perasaan lo ketika ngerasain dua hal itu ? kecewa ,sedih ,marah ,kesel atau bahkan ikhlas ? hmm yaa gue merasakan semua perasaan itu sekarang . gue kecewa kenapa dia akhirnya lebih milih seseorang yg lain setelah gue punya harapan yg lebih ke dia . mungkin gue nya yang terlalu berlebihan nganggep semua sikap dia t

Kakek

kakek, sedang apa? lama tak berjumpa ya kek. aku rindu :( apa kabar kek? rasanya aku ingin memelukmu saat ini juga kek :( sejak kakek pergi, semua masalah makin bermunculan dan aku hampir tak sanggup menghadapinya seorang diri kek. kini berada dirumah tanpa kehadiranmu  seakan aku datang ke sekolah tanpa guru kek. aku bingung. aku merasa kehilangan sosokmu kek, dan saat itu juga aku merasa kehilangan arah. aku seperti sedang merantau ke hutan tanpa kompas. bisa bayangkan aku disini, sendiri, dihadang bertubi tubi masalah yang datang. tidak kek, aku tidak sedang mengeluh .  aku tidak bertanya mengapa masalah ini datang bertubi tubi dan menghajarku, aku hanya ingin mencari jalan keluarnya, itu saja. aku benci mengeluh kek. mengeluh hanya memperkecil iman dan hatiku. karena itu aku benci orang yang diluar sana masih mengeluh hanya karena masalah sepele. aku benci ketika dihadapkan oleh orang yang merasa palng malang sedunia. mereka hanya sekedar ingin menarik perhatian dimat

Life is messy, sometimes...

Life... Aduh paling ga ada abisnya deh kalo udah ngebahas satu kata itu. Satu kata, seribu makna, sejuta derita, dan semilyaran kebahagiaan. Yah walau kadang lebih berasa deritanya sih ya daripada bahagianya hahaha. Jujur, sampe detik ini otak gue masih mencari kata dan kalimat yang pas untuk mendeskripsikan kata "hidup" . Ada pepatah bilang "Life is never flat" , itu bener, bener banget. Hidup ga pernah datar datar aja, makanya Chitato pake kalimat itu buat produk kentangnya yang emang bergerigi dan ga datar itu. Hidup itu ga pernah datar, makanya banyak orang yang bilang hidup itu kayak roda yang selalu berputar. Kadang kita ada di atas, kadang kita ada di bawah, dan kadang kita ga berputar untuk sementara waktu. Hidup itu ga pernah datar, makanya Twitter bisa tercipta untuk semua orang yang suka ngungkapin unek uneknya cuma dengan 140 karakter itu. Hidup itu ga pernah datar, makanya air mata gue bisa ngalir.....malam ini. Gue kangen bokap gue. Well, buat