Skip to main content

Dua hal yang selalu dan pasti; kehilangan dan perubahan.

Beberapa hari yang lalu gue nonton iklan LINE yang lagi heboh, si AADC 2014. Begitu nonton iklan berdurasi panjang itu, gue sempet nostalgia, mengingatkan gue pada kenangan yang dulu-dulu. Ketika gue lagi sayang-sayangnya sama seseorang, lalu akhirnya ditinggalkan. Ketika gue lagi berjuang-berjuangnya untuk seseorang, lalu akhirnya disia-siakan. Dan ketika pula gue lagi setia-setianya menunggu, lalu akhirnya dilupakan. Mungkin terdengar ngenes, but trust me, I can through those times.

Masa-masa itu buat gue bukan masa-masa paling menyulitkan yang pernah gue hadapin, ibarat struktur laut, masalah cinta-cintaan di dalam hidup gue itu cuma sekedar lubuk laut karna gue masih punya masalah lain yang dalemnya kayak palung laut. Karna dari kecil gue selalu dihadapkan sama kenyataan yang lebih banyak paitnya daripada manisnya. Dari mulai kehilangan, atau harus melepaskan, pun harus mengikhlaskan, itu udah harus gue pelajarin dari kecil, dari belom bisa ngomong lancar sampe susah disuruh berenti ngomong. Awalnya berat emang, tapi justru beban itu yang membuat gue terbiasa menampung beban berat. Sampe hal sakit hati yang menurut orang berat, malah menjadi ringan dimata gue.

Buat gue dua hal yang pasti di dalam hidup ini adalah kehilangan dan perubahan.

Kehilangan selalu menjadi hal yang pertama kali gue suggest di dalam hidup gue. Mungkin kesannya terlalu naif atau malah kesannya jadi suudzon. Tapi gue percaya, apapun yang lo punya sekarang itu cuma titipan Tuhan. Nggak usah merasa kehilangan orang lain, bahkan jasad lo aja bukan milik lo. Dari keyakinan itu lah yang membuat gue mudah untuk merelakan seseorang.

Dan satu lagi perubahan. Ini sih nggak perlu disuggest harusnya lo juga tau bahwa semua orang pasti mengalami perubahan, dari bayi lalu anak-anak, terus berubah jadi remaja, dewasa, tua, sampai akhirnya hilang kembali lagi ke tanah. Btw, "kehilangan dan perubahan", dua kalimat itu bukan gue asal nulis, tapi memang gue selalu menyebut kehilangan, lalu perubahan. Kenapa? Karna ketika gue kehilangan seseorang, dipastikan gue harus menerima perubahan. Bukan karna perubahan yang membuat gue harus kehilangan.

Misal, lo punya pacar. Baru jadian. Mesra-mesraan. Eh seiring berjalannya waktu lo merasa dia berubah, jadi cueklah, ini lah, itu lah. Lalu seketika lo merasa kehilangan dia.

Coba ubah skenarionya jadi gini, lo punya pacar. Baru jadian. Mesra-mesraan. Seiring berjalannya waktu dia perlahan meninggalkan elo karna orang lain misalnya, lalu lo merasa kehilangan dia. Dan disitulah saatnya lo harus menerima perubahan, baik perubahan hubungan lo pun juga perubahan buat diri lo sendiri. Lalu lo benahin diri, berubah menjadi lebih baik.

Kehilangan dan perubahan bisa aja menjadi suatu hal yang negatif, tapi semua balik lagi dari sudut pandang lo melakukan itu. Tuhan itu maha adil, jika Ia memberikan hal yang pasti atas kehilangan, maka Ia ciptakan perubahan yang pastinya akan lebih baik atas keburukan yang kita alamin. 

Jangan terlalu merasa diri lo adalah orang yang paling malang ketika lo merasa kehilangan seseorang, sebab waktu pasti akan merubah keadaan menjadi lebih baik. Trust me.




Cheers,
R #30Daysof1PostADayChallenge

Comments

Popular posts from this blog

I Just Suddenly Miss You - Part 2

Kata Afgan, jodoh pasti bertemu. Setelah gue lulus SMA kabar terakhir yang gue denger dari Acil itu dia mau masuk Akpol. Sedangkan gue ngelanjutin kuliah di universitas swasta. Tapi, siapa sangka tau-tau gue bisa ketemu dia lagi di universitas yang sama, jurusan yang sama, dan kelas yang sama pula. 2010. Akhirnya gue ketemu lagi sama si Acil. Begitu tau gue sama dia sama-sama satu kampus, dia langsung ngontak gue. Kita sempet beberapa kali ke kampus bareng. Apalagi waktu jamannya masih ospek, kalo dia sempet pasti di jemput gue dan ke kampus bareng. Namanya juga masih baru lulus SMA, wajar kalo masih kebawa suasana jaman sekolah dulu. Jadi pernah suatu kali gue pergi nonton berdua dia, nonton Ninja Assassin atau apalah namanya itu, di Puri. Gue sempet bilang sama dia kalo kita ketemuan aja di Puri. Tapi dia malah bilang, "Gue cowok. Selagi gue bisa kenapa lo harus jalan sendirian. Nggak gentle amat gue." ,ciegitu. Nggak ada yang spesial sih dari kejadian selama ...

A Stranger Who Became My Lover

For the first time di 2016 nulis blog lagi. Sebenernya udah lama banget pingin nulis blog lagi, curhat kejadian sehari-hari di blog, tapi kenyataannya menulis blog bukan hanya sekedar mengetik, tapi juga mengumpulkan potongan-potongan memori yang udah lewat dan berusaha disusun kembali biar jadi cerita. Kayak sekarang yang lagi gue lakuin ini. Back to Agustus 2015, di mana sahabat gue yang kampret itu downloadin aplikasi Tinder di hp gue. Terus gue sempet, "Ngapain sih lu download aplikasi ginian??", walau akhirnya menikmati mengobrol dengan strangers lewat App itu. Emang ya namanya juga manusia, rasanya kadang sulit untuk tidak menjilat ludah sendiri. Sebab gue masih inget banget gimana ngototnya gue ketika gue bilang, "Ini aplikasi cuma buat lucu-lucuan doang, yakali gue beneran pacaran serius sama orang dari dating app gini" ke diri gue sendiri dan ke sahabat gue itu. Sampai akhirnya satu lelaki ini muncul dan membuat gue akhirnya harus menjilat ludah gu...

The Art of Letting Go

"What is coming is better than what is gone." 6 tahun yang lalu saya pernah ketemu sama seseorang, anaknya nggak tinggi, putih, charming. Waktu itu saya masih punya pacar, begitu pun dia. Bisa ketemu dia pun juga karna dia lagi main sama pacar saya waktu itu. Terus entah sejak kapan dia jadi pembalap saya juga nggak tau, dia bisa-bisanya nikung temen dia yang notabene adalah pacar saya saat itu. Ya sayanya juga mau sih sama dia, hahaha. Saat itu hubungan saya sama pacar saya emang nggak bagus, dia sendiri sebenernya udah hampir putus sebelum ketemu sama saya. Dalih-dalih curhat ya kita jadi deket. Lupa awalnya gimana yang jelas hubungan kita makin deket. Saking deketnya saya sampe bertanya-tanya kita ini apa? Lalu beberapa hari atau malah minggu dia nembak saya. Terus saya tolak. Ppfftt. Setelah itu saya nggak pernah berhubungan lagi sama dia. Pokoknya saya akhirnya jadian sama orang lain. Selama bertahun-tahun berlalu saya awet sama pacar saya. Sampe akhirnya di per...