Kepada kenangan yang telah lama kau tinggalkan,
Kertas ini seharusnya kosong. Namun dapat terisi penuh dalam
jangka waktu yang singkat ketika namamu bergema dipikiranku. Entah sejak kapan
ternyata sesosok kamu dapat mengalahkan iblis yang kata orang mampu merasuki
pikiran manusia.
Sewindu yang lalu, bahkan saat namamu belum sempat terucap
dalam doaku, aku percaya bahwa tak ada luka yang tak dapat disembuhkan. Sewindu
kemudian, saat namamu selalu terucap disela-sela doa yang kupanjatkan, aku
sadar luka itu nyata, perih, memilukan, dan tak terobati.
Air mata ini tak pernah kering ketika Tuhan menamparku
dengan kenangan bersamamu. Bahkan masih terus mengalir deras saat aku tersadar
bahwa rindu ini jelas nyata, namun aku tak mampu berbuat apa-apa.
Bagaimana bisa aku menghapusmu dari ingatanku jika tatapan
matamu masih menusuk tajam diseparuh masa-masaku? Atau bisakah kau jelaskan
kepadaku bagaimana jejakmu masih membekas jelas disetiap kenangan itu padahal
kau telah lama berlalu?
Ini aku dengan segala kekacauanku tentang masa lalu
bersamamu yang masih terekam jelas dengan segala kenangan pahitnya. Bahkan sedikit
pun rasanya sayang untuk aku buang. Padahal kata orang yang pahit tak pantas
untuk dikenang. Namun kamu, dengan segala keahlian yang merasuki pikiranku,
mampu membuat segala kepahitan menjadi candu.
Pernah ada air mata bahagia ketika pertama kalinya tanganmu
mendarat pelan di kepalaku, ketika jemarimu dan aku mulai menyatu, ketika
senyuman itu mendekat perlahan menjadi tabu. Dan sialnya aku tak pernah
merencanakan air mata itu perlahan menjadi abu, merubah segala hal menjadi
sendu.
Lagi-lagi aku, dengan segala imajinasi tentangmu, tentangku,
tentang kita yang telah lama berlalu. Mengucap janji bahwa akan ada saatnya
nanti, segala hal bersamamu akan berganti menjadi bersamanya. Bahwa segala
luka, tak lagi menjadi marabahaya. Bahwa bahagia, akan kembali membawa cerita
bersamanya.
Ini aku, dan surat yang tak pernah aku rencanakan dengan
kenangan disetiap baitnya. Untuk kamu, yang telah lama menjadi candu dan lambat
laun akan kujadikan semu.
-Tulisan ini diikutsertakan untuk lomba #suratuntukruth novel Bernard Batubara- @gramedia
:(
ReplyDelete:)
Delete