Skip to main content

Surat Untuk Mantan



Kepada kenangan yang telah lama kau tinggalkan,

Kertas ini seharusnya kosong. Namun dapat terisi penuh dalam jangka waktu yang singkat ketika namamu bergema dipikiranku. Entah sejak kapan ternyata sesosok kamu dapat mengalahkan iblis yang kata orang mampu merasuki pikiran manusia.

Sewindu yang lalu, bahkan saat namamu belum sempat terucap dalam doaku, aku percaya bahwa tak ada luka yang tak dapat disembuhkan. Sewindu kemudian, saat namamu selalu terucap disela-sela doa yang kupanjatkan, aku sadar luka itu nyata, perih, memilukan, dan tak terobati.

Air mata ini tak pernah kering ketika Tuhan menamparku dengan kenangan bersamamu. Bahkan masih terus mengalir deras saat aku tersadar bahwa rindu ini jelas nyata, namun aku tak mampu berbuat apa-apa.

Bagaimana bisa aku menghapusmu dari ingatanku jika tatapan matamu masih menusuk tajam diseparuh masa-masaku? Atau bisakah kau jelaskan kepadaku bagaimana jejakmu masih membekas jelas disetiap kenangan itu padahal kau telah lama berlalu?

Ini aku dengan segala kekacauanku tentang masa lalu bersamamu yang masih terekam jelas dengan segala kenangan pahitnya. Bahkan sedikit pun rasanya sayang untuk aku buang. Padahal kata orang yang pahit tak pantas untuk dikenang. Namun kamu, dengan segala keahlian yang merasuki pikiranku, mampu membuat segala kepahitan menjadi candu.

Pernah ada air mata bahagia ketika pertama kalinya tanganmu mendarat pelan di kepalaku, ketika jemarimu dan aku mulai menyatu, ketika senyuman itu mendekat perlahan menjadi tabu. Dan sialnya aku tak pernah merencanakan air mata itu perlahan menjadi abu, merubah segala hal menjadi sendu.

Lagi-lagi aku, dengan segala imajinasi tentangmu, tentangku, tentang kita yang telah lama berlalu. Mengucap janji bahwa akan ada saatnya nanti, segala hal bersamamu akan berganti menjadi bersamanya. Bahwa segala luka, tak lagi menjadi marabahaya. Bahwa bahagia, akan kembali membawa cerita bersamanya.

Ini aku, dan surat yang tak pernah aku rencanakan dengan kenangan disetiap baitnya. Untuk kamu, yang telah lama menjadi candu dan lambat laun akan kujadikan semu.



-Tulisan ini diikutsertakan untuk lomba #suratuntukruth novel Bernard Batubara- @gramedia




Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Ikhlas

Ini cerita tentang salah satu seorang perempuan. Perempuan hebat yang berani mengungkapkan perasaannya lewat notes yang dia buat. Perempuan hebat yang sakit hati namun masih bisa mencoba tersenyum dibalik kesakitannya. Melalui notes ia ungkapkan semua .. and this is her note : "pernah ga lo ngerasa sayang sama orang tapi disaat yg sama lo harus ngilangin semua perasaan itu karena sayang lo itu cuma bertepuk sebelah tangan ? pernah ga lo bersusah payah buat berusaha membuat seseorang nyaman sama lo dan ketika hal itu nyaris berhasil trus tiba tiba itu hancur gitu aja karena ada yang udah lebih dulu bikin dia nyaman bahkan sebelum dia deket sama kita ? gimana perasaan lo ketika ngerasain dua hal itu ? kecewa ,sedih ,marah ,kesel atau bahkan ikhlas ? hmm yaa gue merasakan semua perasaan itu sekarang . gue kecewa kenapa dia akhirnya lebih milih seseorang yg lain setelah gue punya harapan yg lebih ke dia . mungkin gue nya yang terlalu berlebihan nganggep semua sikap dia t...

I Just Suddenly Miss You - Part 2

Kata Afgan, jodoh pasti bertemu. Setelah gue lulus SMA kabar terakhir yang gue denger dari Acil itu dia mau masuk Akpol. Sedangkan gue ngelanjutin kuliah di universitas swasta. Tapi, siapa sangka tau-tau gue bisa ketemu dia lagi di universitas yang sama, jurusan yang sama, dan kelas yang sama pula. 2010. Akhirnya gue ketemu lagi sama si Acil. Begitu tau gue sama dia sama-sama satu kampus, dia langsung ngontak gue. Kita sempet beberapa kali ke kampus bareng. Apalagi waktu jamannya masih ospek, kalo dia sempet pasti di jemput gue dan ke kampus bareng. Namanya juga masih baru lulus SMA, wajar kalo masih kebawa suasana jaman sekolah dulu. Jadi pernah suatu kali gue pergi nonton berdua dia, nonton Ninja Assassin atau apalah namanya itu, di Puri. Gue sempet bilang sama dia kalo kita ketemuan aja di Puri. Tapi dia malah bilang, "Gue cowok. Selagi gue bisa kenapa lo harus jalan sendirian. Nggak gentle amat gue." ,ciegitu. Nggak ada yang spesial sih dari kejadian selama ...

A Stranger Who Became My Lover

For the first time di 2016 nulis blog lagi. Sebenernya udah lama banget pingin nulis blog lagi, curhat kejadian sehari-hari di blog, tapi kenyataannya menulis blog bukan hanya sekedar mengetik, tapi juga mengumpulkan potongan-potongan memori yang udah lewat dan berusaha disusun kembali biar jadi cerita. Kayak sekarang yang lagi gue lakuin ini. Back to Agustus 2015, di mana sahabat gue yang kampret itu downloadin aplikasi Tinder di hp gue. Terus gue sempet, "Ngapain sih lu download aplikasi ginian??", walau akhirnya menikmati mengobrol dengan strangers lewat App itu. Emang ya namanya juga manusia, rasanya kadang sulit untuk tidak menjilat ludah sendiri. Sebab gue masih inget banget gimana ngototnya gue ketika gue bilang, "Ini aplikasi cuma buat lucu-lucuan doang, yakali gue beneran pacaran serius sama orang dari dating app gini" ke diri gue sendiri dan ke sahabat gue itu. Sampai akhirnya satu lelaki ini muncul dan membuat gue akhirnya harus menjilat ludah gu...