Hari ini gue abis jalan sama kedua sahabat gue, Bona dan Via. Saat itu gue bertiga lagi ada di pusat pertokoan dan si Bona lagi nyari baterai baru buat hp nya yang bocor banget. Jadilah kita menyusuri lantai 4 tempat elektonik dan handphone. Di sana kita keliling keliling nanya harga yang pas buat beli tuh batre, biasalah namanya juga cewek, belom sreg kalo belom nemu yang paling murah :)) Akhirnya ketemulah satu toko yang pegawainya ramah dan harganya pun ramah. Pas mereka berdua sibuk milih baterai hp, gue sempet liat body Gemini 3G dan gatau kenapa gue suka liatnya walau sebenernya sama aja kayak Gemini biasa. Iseng gue nanya ke Mbak nya.....
"Mbak, itu body buat Gemini 3G ya?"
"Iya de.."
"Hmm, kalo dipasang buat Gemini biasa bisa ga ya mbak?"
"Wah ga bisa atuh neng."
"Ah masa sih ga bisa? Kan body Gemini 3G sama Gemini biasa sama aja mbak."
"Aih atuh beda neng. Emang mereka sih serupa, tapi ga sama."
"Oh gitu..."
Abis itu entah kenapa gue langsung mikir. Ga tau kenapa kata-kata mbaknya terus terngiang di kepala gue. "Emang sih mereka serupa, tapi ga sama." Bikin gue kembali mengingat masa lalu gue sama seseorang. Bukan, bukan inget orang beserta kenangannya, tapi inget kalo emang di dunia ini ga ada yang sama. Guru gue pernah bilang "Karakter seseorang itu beda-beda, tidak ada yang sama persis. Bahkan anak kembar pun pasti tidak akan mempunyai kesamaan karakter yang begitu mendetail." Ya, bener banget. Ga ada yang seperti itu. Gue baru menyadari itu beberapa tahun yang lalu sebelum gue bisa 'belajar'.
Mungkin orang di luar sana pernah mengalami hal yang serupa kayak yang gue alamin. Terjebak dalam kenyamanan atas karakter seseorang yang bisa bikin kita tenang kalo di deket dia. Ya bahasa gaulnya stuck lah biar singkat. Nyaman sama seseorang dan karena terbiasa sama dia, jadi ketika dia udah ga di samping kita lagi kita kelabakan nyari sosok pengganti dia. Dan walau seribu pengganti ngantri buat mencoba jadi pengganti dia tapi kalo dari diri kita sendiri maunya yg kayak dia persis, kemungkinan kita bakal single seumur hidup. Karena apa? Karena lo ga akan bisa nemuin seseorang di dalam diri orang lain, even kalo mereka mirip. He will still be him, and they will still be themselves. Jadi usaha lo buat nunggu seseorang yang sama persis kayak dia itu bakal berbuah sia-sia banget. Gue rasa orang-orang yang usaha buat gantiin posisi dia pun ga akan mau kalo disama samain sama si dia dia itu walau mereka mungkin punya kesamaan muka, sifat, atau perilaku. Gue pribadi pun ga akan mau disama samain sama orang. Kenapa? Karena gue merasa sempurna ketika gue menjadi diri gue apa adanya. Begitu juga orang-orang di luar sana, mereka akan menjadi sempurna ketika mereka menjadi diri mereka sendiri, bukan ketika mereka menjadi apa yang kalian harapkan. Dan untuk bisa melihat hal itu, kalian harus buka mata, hati, dan telinga kalian lebar-lebar.
Alhamdulillah banget gue udah bisa menyadari itu. Dan ketika gue bisa menerima seseorang apa adanya itu berarti gue udah bisa menghargai mereka, dan artinya pula gue udah bisa menghargai diri gue sendiri. Lucu ya, ketika sebuah kalimat simple itu muncul tapi penerapan di dunia nyatanya agak agak bikin pusing. Ga usah anak kembar, ternyata casing handphone aja ga bisa disama samain walau mirip! Well, mulai sekarang mungkin ada baiknya kalian bisa terima kenyataan, karena sesuatu itu di dunia ini cuma diciptakan satu oleh Tuhan. Kalo yang satu itu udah bukan milik kita lagi, kenapa ga mencoba untuk bisa memiliki yang lain yang pastinya jauh lebih baik ;)
Comments
Post a Comment