Skip to main content

The Last, for The Best Man Ever Lived :')

ku coba mengatur nafas yang tak beraturan
ku langkahkan kakiku perlahan dan ku biarkan lunglai
ku pejamkan kedua mataku sepejam mungkin
namun kenyataan tetap menyakitkan

ku coba mengambil langkah untuk tertidur
ku berharap untuk bertemu di alam mimpi
ku buka mata dengan harapan
namun kenyataan kau benar benar pergi

dera tangis kini terurai
desak nafas kini menyesakkan
dan langkah kaki pun memberat
tapi kau harus benar benar pergi

Tuhan..
jika ini jalan terbaik-Mu,
maka kirimkanlah ia malaikat penjaga sebanyak dera tetes air mataku
jika ini jalan menuju surga-Mu,
maka berilah ia cahaya sebanyak hembusan nafas yang kini ku perjuangkan
jika ini jalan untuk kembali pada-Mu,
maka kuatkanlah imanku hingga nanti aku pun kembali pada-Mu

kini ku coba dengan tegas mengantarmu
ke tempat peristirahatanmu yang terakhir
dimana kita yang terbuat dari tanah pun kembali ke tanah

tenanglah engkau wahai sahabat :')
jangan ragu untuk meninggalkan kami disini
bersandinglah dengan damai disisi-Nya
maka kami akan memberikan senyum terbaik kami
untuk melepas kepergianmu, selamanya :')




Rest in Peace Aldyan Rushka Putra :')
Jambi, 14 September 2010

Comments

  1. skaaaay bagus :') tapi fotonya yg nganga itu lucu yaa hahaha

    ReplyDelete
  2. makasih sapi :') iyaaaa kocak hahaha

    ReplyDelete
  3. ki sabar !!
    Tuhan mengerti tulisan elo ini :)

    ReplyDelete
  4. jadi sedih inget sahabat kita ini.
    cepet banget ya.. fyuuh

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

I Just Suddenly Miss You - Part 2

Kata Afgan, jodoh pasti bertemu. Setelah gue lulus SMA kabar terakhir yang gue denger dari Acil itu dia mau masuk Akpol. Sedangkan gue ngelanjutin kuliah di universitas swasta. Tapi, siapa sangka tau-tau gue bisa ketemu dia lagi di universitas yang sama, jurusan yang sama, dan kelas yang sama pula. 2010. Akhirnya gue ketemu lagi sama si Acil. Begitu tau gue sama dia sama-sama satu kampus, dia langsung ngontak gue. Kita sempet beberapa kali ke kampus bareng. Apalagi waktu jamannya masih ospek, kalo dia sempet pasti di jemput gue dan ke kampus bareng. Namanya juga masih baru lulus SMA, wajar kalo masih kebawa suasana jaman sekolah dulu. Jadi pernah suatu kali gue pergi nonton berdua dia, nonton Ninja Assassin atau apalah namanya itu, di Puri. Gue sempet bilang sama dia kalo kita ketemuan aja di Puri. Tapi dia malah bilang, "Gue cowok. Selagi gue bisa kenapa lo harus jalan sendirian. Nggak gentle amat gue." ,ciegitu. Nggak ada yang spesial sih dari kejadian selama ...

A Stranger Who Became My Lover

For the first time di 2016 nulis blog lagi. Sebenernya udah lama banget pingin nulis blog lagi, curhat kejadian sehari-hari di blog, tapi kenyataannya menulis blog bukan hanya sekedar mengetik, tapi juga mengumpulkan potongan-potongan memori yang udah lewat dan berusaha disusun kembali biar jadi cerita. Kayak sekarang yang lagi gue lakuin ini. Back to Agustus 2015, di mana sahabat gue yang kampret itu downloadin aplikasi Tinder di hp gue. Terus gue sempet, "Ngapain sih lu download aplikasi ginian??", walau akhirnya menikmati mengobrol dengan strangers lewat App itu. Emang ya namanya juga manusia, rasanya kadang sulit untuk tidak menjilat ludah sendiri. Sebab gue masih inget banget gimana ngototnya gue ketika gue bilang, "Ini aplikasi cuma buat lucu-lucuan doang, yakali gue beneran pacaran serius sama orang dari dating app gini" ke diri gue sendiri dan ke sahabat gue itu. Sampai akhirnya satu lelaki ini muncul dan membuat gue akhirnya harus menjilat ludah gu...

The Art of Letting Go

"What is coming is better than what is gone." 6 tahun yang lalu saya pernah ketemu sama seseorang, anaknya nggak tinggi, putih, charming. Waktu itu saya masih punya pacar, begitu pun dia. Bisa ketemu dia pun juga karna dia lagi main sama pacar saya waktu itu. Terus entah sejak kapan dia jadi pembalap saya juga nggak tau, dia bisa-bisanya nikung temen dia yang notabene adalah pacar saya saat itu. Ya sayanya juga mau sih sama dia, hahaha. Saat itu hubungan saya sama pacar saya emang nggak bagus, dia sendiri sebenernya udah hampir putus sebelum ketemu sama saya. Dalih-dalih curhat ya kita jadi deket. Lupa awalnya gimana yang jelas hubungan kita makin deket. Saking deketnya saya sampe bertanya-tanya kita ini apa? Lalu beberapa hari atau malah minggu dia nembak saya. Terus saya tolak. Ppfftt. Setelah itu saya nggak pernah berhubungan lagi sama dia. Pokoknya saya akhirnya jadian sama orang lain. Selama bertahun-tahun berlalu saya awet sama pacar saya. Sampe akhirnya di per...